Kesulitan Seorang Perawat Lansia

Kesulitan Seorang Perawat Lansia

Ada banyak diskusi tentang betapa sulitnya menjadi seorang perawat lansia. Sejujurnya, saya sempat meragukan apakah pekerjaan ini benar-benar sesulit itu. Suatu hari, saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi perawat dan kembali ke Jepang pada tahun 2024 untuk bekerja di bidang ini.

Saya sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam merawat orang, dan karena pekerjaan ini berkaitan langsung dengan nyawa manusia, saya merasa sangat takut. Dulu saya sering bertanya banyak hal dan menganggap pekerjaan ini sebagai sesuatu yang wajar, namun kini saya merasa hal itu cukup aneh. Meski begitu, sekarang saya adalah seorang perawat.

Saat ini, saya merawat 12 pengguna layanan dengan kepribadian dan tingkat kebutuhan bantuan yang berbeda-beda dalam satu unit. Sebelum memberikan perawatan secara langsung, saya menjalani pelatihan selama 3 bulan dari seorang pemimpin yang sangat tegas.

Selama bekerja, saya mengalami berbagai hal baik maupun buruk, tapi saya rasa setiap pekerjaan memiliki risiko. Hal yang menyenangkan dari pekerjaan ini adalah bisa berinteraksi dengan para lansia. Saat mereka bosan, kadang mereka iseng. Melihat mereka tertawa tanpa gigi membuat saya ikut tertawa.

Ada juga kejadian lucu, seperti mereka keluar kamar hanya mengenakan popok atau mengenakan popok di kepala. Karena mereka mengidap demensia, ketika saya mencoba memakaikan popok dengan cara yang benar, mereka malah marah.

Ketika suasana hati mereka buruk, mereka bisa berteriak keras atau melempar barang dan cepat marah. Hal yang paling menakutkan adalah ketika mereka tiba-tiba berjalan sendiri atau mencoba berdiri, karena tubuh mereka tidak stabil dan berisiko jatuh. Jika ada yang terjatuh, kami sebagai perawat harus segera menangani, dan itu sangat merepotkan.

Ada berbagai jenis kecelakaan dalam perawatan: jatuh dari kursi roda, obat yang salah diberikan, atau obat yang terjatuh — semuanya dianggap sebagai kecelakaan, bahkan kesalahan kecil sekalipun.

Yang paling perlu diwaspadai adalah shift malam. Lansia dengan demensia atau gangguan mental sering tidak bisa tidur nyenyak, dan kerap berjalan-jalan di lorong. Karena mereka bisa merasa mengantuk di mana saja dan berisiko jatuh, perawat harus selalu waspada dan menjaga agar tidak terjadi kecelakaan.

Perawat sering menghadapi beban fisik, mental, dan finansial. Selain itu, karena perubahan jadwal kerja, tidak jarang gaya hidup pribadi harus dikorbankan.

Saya juga mengalami semuanya. Karena saya belum terbiasa dengan pekerjaan ini, saya benar-benar terkejut dengan banyak perbedaan. Beban lainnya adalah adanya rekan kerja yang tidak dapat diandalkan dan bertindak semaunya tanpa memahami bahwa saya masih baru dan belum berpengalaman.

Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyukai pekerjaan ini. Tantangan saya sekarang adalah bagaimana memahami dan menguasai cara perawatan yang baik dan benar.

Saya ingin terus berusaha hingga akhir.

 

Versi Bahasa Jepang 

介護者の大変さ

介護者の大変さについては多くの議論がありますが、正直なところ、介護者になることは本当にそんなに大変なことなのかと疑問に思っていました。そんなある日、介護者として働く機会があり、2024年に日本に戻って介護の仕事を始めました。

介護の経験が全くなかった私は、人の命に関わる仕事ということもあり、とても不安でした。以前は多くの質問をして、この仕事を当然のように捉えていたことが、今では不思議に思えます。それでも、私は今、介護者として働いています。

現在、一つのユニットで性格も介助レベルも異なる12人の利用者さんをケアしています。直接ケアを行う前に、もちろん3ヶ月間、厳しいリーダーから研修を受けました。

介護の仕事をしている中で、良いことも悪いこともありましたが、どんな仕事にもリスクはつきものだと思います。介護者として楽しいことは、おばあちゃんやおじいちゃんと交流できることです。退屈なときには、利用者さんがいたずらをしたりすることもあります。歯が抜けた状態で笑っている姿を見ると、つい私も笑ってしまいます。

また、おむつだけをつけて部屋から出て行ったり、頭におむつをかぶったりと、思わず笑ってしまうような出来事もよくあります。認知症のため、私が声をかけて本来の目的であるおむつを履かせようとすると、怒ってしまうこともあります。

利用者さんの機嫌が悪いと、大声で叫んだり、物を投げたりとすぐに怒ってしまうことがあります。一番怖いのは、利用者さんが急に一人で徘徊したり、立ち上がろうとして、体が不安定なために転倒する可能性があることです。誰かが転倒した場合、介護者である私たちがすぐに対応しなければならず、とても大変です。

介護中の事故にはさまざまな種類があります。車椅子からの転倒、薬の取り違え、薬の落下など、うっかりミスもすべて事故として扱われます。

特に注意が必要なのは夜勤です。認知症や精神疾患のある利用者さんは、夜ぐっすり眠ることができず、廊下を徘徊することがよくあります。そのため、どこで眠気を感じて転倒するかわからず、介護者は常に警戒して見守る必要があります。

介護者は、身体的・精神的・経済的な負担を抱えることが多くあります。それに加え、仕事のシフトの変化により、自分のライフスタイルを犠牲にすることも少なくありません。

私もそのすべてを経験しました。この仕事に慣れていなかった私は、文化や仕事の進め方の違いに本当に驚きました。また、私が新人であることを理解せず、自分勝手に行動する、あまり信頼できない同僚の存在が負担でした。

しかし、時間が経つにつれて、私はこの仕事が好きになり始めました。今、私が直面している課題は、良い介護ケアの方法をどうやって理解し、身につけるかということです。

最後まで頑張りたいと思います。

Versi Romaji

Kaigosha no taihen-sa

Kaigosha no taihen-sa ni tsuite wa ōku no giron ga arimasu ga, shōjiki na tokoro, kaigosha ni naru koto wa hontō ni sonna ni taihen na koto na no ka to gimon ni omotte imashita. Sonna aru hi, kaigosha to shite hataraku kikai ga ari, 2024-nen ni Nihon ni modotte kaigo no shigoto o hajimemashita.

Kaigo no keiken ga mattaku nakatta watashi wa, hito no inochi ni kakawaru shigoto to iu koto mo ari, totemo fuan deshita. Izen wa ōku no shitsumon o shite, kono shigoto o tōzen no yō ni toraete ita koto ga, ima de wa fushigi ni omoemasu. Soredemo, watashi wa ima, kaigosha to shite hataraiteimasu.

Genzai, hitotsu no yunitto de seikaku mo kaijo reberu mo kotonaru 12-nin no riyōsha-san o kea shiteimasu. Chokusetsu kea o okonau mae ni, mochiron 3-kagetsukan, kibishii rīdā kara kenshū o ukemashita.

Kaigo no shigoto o shite iru naka de, yoi koto mo warui koto mo arimashita ga, donna shigoto ni mo risuku wa tsukimono da to omoimasu. Kaigosha to shite tanoshii koto wa, obaachan ya ojiichan to kōryū dekiru koto desu. Taikutsu na toki ni wa, riyōsha-san ga itazura o shitari suru koto mo arimasu. Ha ga nuketa jōtai de waratte iru sugata o miru to, tsui watashi mo waratte shimaimasu.

Mata, omutsu dake o tsukete heya kara dete itta ri, atama ni omutsu o kabuttari to, omoawazu waratte shimau yō na dekigoto mo yoku arimasu. Ninchi-shō no tame, watashi ga koe o kake, honrai no mokuteki de aru omutsu o hakasete yō to suru to, okotte shimau koto mo arimasu.

Riyōsha-san no kigen ga warui to, ōgoe de sakendari, mono o nagetari to, sugu ni okotte shimau koto mo arimasu. Ichiban kowai no wa, riyōsha-san ga kyū ni hitori de haikai shitari, tachiagarou to shite, karada ga fuantei na tame ni tentō suru kanōsei ga aru koto desu. Dareka ga tentō shita baai, kaigosha de aru watashitachi ga sugu ni taiō shinakereba nara zu, totemo taihen desu.

Kaigo-chū no jiko ni wa samazama na shurui ga arimasu. Kurumaisu kara no tentō, kusuri no torichigae, kusuri no rakkasuru nado, ukkari misu mo subete jiko toshite atsukawaremasu.

Tokuni chūi ga hitsuyō na no wa yakin desu. Ninchi-shō ya seishin shikkann no aru riyōsha-san wa, yoru gu-ssuri nemuru koto ga dekizu, rōka o haikai suru koto ga yoku arimasu. Sono tame, doko de nemuke o kanjite tentō suru ka wakarazu, kaigosha wa tsūjō yori tsune ni keikai shinagara mimamoru hitsuyō ga arimasu.

Kaigosha wa, shintai-teki, seishin-teki, keizai-teki na futan o kakaeru koto ga ōku arimasu. Sore ni kuwae, shigoto no shifuto no henka ni yori, jibun no raifusutairu o gisei ni suru koto mo sukuna kunai desu.

Watashi mo sore o subete taiken shimashita. Kono shigoto ni narete inakatta watashi wa, bunka ya shigoto no susumekata no chigai ni hontō ni odorokimashita. Mata, watashi ga shinnyū de aru koto o rikai sezu, jibun katte ni kōdō suru, amari shinrai dekinaidōryō no sonzai ga futan deshita.

Shikashi, jikan ga tatsu ni tsurete, watashi wa kono shigoto ga suki ni nari hajimemashita. Ima, watashi ga chokumen shite iru kadai wa, yoi kaigo kea no hōhō o dō yatte rikai shi, mi ni tsukeru ka to iu koto desu.

Saigo made ganbaritai to omoimasu.

Versi Bahasa Inggris 

The Hardships of Being a Caregiver

There are many discussions about the hardships of being a caregiver, but to be honest, I used to wonder whether being a caregiver was really that difficult. One day, however, I had the opportunity to work as a caregiver, and in 2024, I returned to Japan and started working in the caregiving field.

Having had no prior experience in caregiving, I was very anxious, especially since this job involves dealing with human lives. Looking back now, I find it strange that I used to ask so many questions and take this job lightly. Even so, I am now working as a caregiver.

Currently, I care for 12 residents in one unit, each with different personalities and levels of care needs. Before providing direct care, I underwent three months of training under a strict leader.

There have been both good and bad experiences in this line of work, but I believe every job comes with its own risks. One of the enjoyable aspects of being a caregiver is interacting with the elderly. Sometimes, when things get boring, some residents play pranks. When I see them laughing with missing teeth, I can’t help but laugh too.

There are also moments that are unintentionally funny—like when a resident walks out of their room wearing only a diaper, or puts a diaper on their head. Due to dementia, when I try to get them to wear the diaper properly, they sometimes get angry.

When a resident is in a bad mood, they may suddenly shout or throw things, which can be quite alarming. The scariest situations are when a resident suddenly tries to wander off alone or attempts to stand up, which is dangerous due to their instability and high risk of falling. If someone falls, we caregivers must respond immediately, which can be very challenging.

There are many types of accidents that can occur during caregiving—falls from wheelchairs, medication errors, or even dropping medicine by accident. Even small mistakes are treated as incidents.

Night shifts require particular attention. Residents with dementia or mental illness often cannot sleep well at night and tend to wander the hallways. We must always be on alert, as we never know when or where someone might fall due to drowsiness.

Caregivers often bear physical, mental, and financial burdens. Moreover, shift changes frequently force us to sacrifice our personal lifestyles.

I have experienced all of this. Since I was not used to the job, I was truly shocked by the cultural differences and the way work was carried out. It was also stressful to work with some colleagues who acted selfishly and unreliably, without understanding that I was still new.

However, over time, I began to like this job. The challenge I now face is understanding and mastering how to provide proper caregiving.

I want to keep doing my best until the end.


The End

 

Nama                : Nuri Khotimah
Tanggal Lahir  : 1 Maret 1999 (Era Heisei tahun ke-11)

Saya lahir dan dibesarkan di Bandung, Provinsi Jawa Barat. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, saya mendapat kesempatan untuk bekerja di Jepang sebagai peserta magang teknis, dan bekerja di sana selama kurang lebih empat tahun. Selama masa itu, saya terus belajar bahasa Jepang dan juga mencoba mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (JLPT).

Awalnya saya merasa percaya diri, tetapi ternyata ujian tersebut sangat sulit hingga saya gagal tiga kali. Namun berkat usaha dan doa, saya akhirnya berhasil lulus ujian JLPT tingkat N3.

Setelah menyelesaikan masa magang, saya kembali ke Indonesia dan mempelajari bidang keperawatan lansia (kaigo). Kemudian, pada tahun 2024, saya kembali bekerja di Jepang sebagai caregiver. Saya tetap melanjutkan belajar bahasa Jepang dan berhasil lulus ujian JLPT tingkat N2.

Saat ini, tujuan saya adalah meraih sertifikasi sebagai tenaga profesional kesejahteraan perawat lansia (kaigo fukushishi). Saya akan terus berusaha dengan semangat tinggi dan berkomitmen untuk mewujudkan impian ini.

氏名:ヌリ・コティマー
生年月日:平成11年3月1日

私は西ジャワ州のバンドンで生まれ育ちました。高校を卒業した後、日本で技能実習生として働く機会を得て、約4年間日本で勤務しました。その間、日本語の勉強を続けながら、日本語能力試験にも挑戦しました。

最初は自信がありましたが、試験は非常に難しく、3回も不合格になってしまいました。それでも、あきらめずに努力と祈りを重ねた結果、ついにN3に合格することができました。

実習期間を終えてインドネシアに帰国した後は、介護について学びました。そして2024年に介護職として再び日本で働くことになりました。その後も日本語の勉強を続け、試験を受けてN2にも合格しました。

現在の目標は、介護福祉士の資格を取得することです。私はこれからも熱意を持って努力を続け、この夢を必ず実現させたいと考えています。

Romaji:

Shimei: Nuri Kotimaa
Seinengappi: Heisei 11-nen 3-gatsu 1-nichi

Watashi wa Nishi Jawa-shū no Bandung de umare sodatta. Kōkō o sotsugyō shita ato, Nihon de ginō jisshūsei to shite hataraku kikai o ete, yaku 4-nenkan Nihon de kinmu shimashita. Sono aida, Nihongo no benkyō o tsudzuke nagara, Nihongo nōryoku shiken ni mo chōsen shimashita.

Saisho wa jishin ga arimashita ga, shiken wa hijō ni muzukashiku, san-kai mo fugōkaku ni natte shimai mashita. Sore demo, akiramezu ni doryoku to inori o kasaneta kekka, tsuini N3 ni gōkaku suru koto ga dekimashita.

Jisshū kikan o oe, Indoneshia ni kikoku shita ato wa, kaigo ni tsuite manabimashita. Soshite 2024-nen ni kaigosha to shite futatabi Nihon de hataraku koto ni narimashita. Sono ato mo Nihongo no benkyō o tsudzuke, shiken o uke N2 ni mo gōkaku shimashita.

Genzai no mokuhyō wa, kaigo fukushishi no shikaku o shutoku suru koto desu. Watashi wa kore kara mo netsui o motte doryoku o tsudzuke, kono yume o kanarazu jitsugen sasetai to kangaeteimasu.


Name              : Nuri Khotimah
Date of Birth : March 1, 1999 (Heisei 11)

I was born and raised in Bandung, West Java. After graduating from high school, I had the opportunity to work in Japan as a technical intern trainee. I worked there for approximately four years. During that time, I continued studying Japanese and also challenged myself by taking the Japanese Language Proficiency Test (JLPT).

At first, I felt confident, but the test was very difficult, and I failed three times. However, through continued effort and prayer, I was eventually able to pass the N3 level.

After completing my internship and returning to Indonesia, I studied caregiving. In 2024, I had the opportunity to return to Japan and work again, this time as a caregiver. I continued studying Japanese and took the exam again, successfully passing the N2 level.

My current goal is to obtain the Certified Care Worker (Kaigofukushishi) qualification. I am determined to keep working hard with passion and dedication until I achieve this dream.

 

 

 

 


Komentar

Tampilan Pengunjung

Bisikan dari Kegelapan

Contoh Presentasi Bahasa Jepang dalam Seminar

Pengalaman Pertama menjadi Penerjemah Bahasa Jepang