Pengalaman Tidak Menyenangkan di Jepang

Karya:

MUHAMMAD MUSTAQIM

NIM: 094231048

Pengalaman Tidak Menyenangkan di Jepang

Pengalaman ini adalah salah satu kejadian yang paling mengejutkan sekaligus tidak menyenangkan yang pernah saya alami selama berada di Jepang. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit fisik, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kesadaran akan keselamatan di tempat kerja, tanggung jawab, dan pentingnya komunikasi.

Pada hari itu, saya sedang bekerja di luar ruangan di area perusahaan tempat saya bekerja. Cuaca pagi itu cerah, dan saya memulai hari seperti biasa dengan semangat. Saat saya sedang merapikan peralatan kerja dan memeriksa kendaraan, tanpa saya sadari salah satu rekan kerja sedang melakukan test drive mobil perusahaan. Dia mencoba teknik drifting di lapangan yang penuh dengan kerikil dan batu kecil. Saya tidak menyangka bahwa tindakan tersebut bisa membahayakan saya, dan saya tidak pernah membayangkan seseorang melakukan pengemudian ekstrem di area tempat orang lain bekerja.

Saya berdiri cukup dekat dengan jalur mobil melaju. Rekan kerja saya tidak menyadari keberadaan saya, dan saat ia memutar mobil dengan kecepatan tinggi, batu kerikil beterbangan ke segala arah. Salah satunya mengenai bibir saya dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat besar. Saya terkejut dan merasakan sakit yang luar biasa. Darah mengalir deras dari bibir saya, dan rasa perih serta ketakutan membuat pikiran saya menjadi kosong.

Saya segera menjauh dan melambaikan tangan agar dia menghentikan mobil. Butuh beberapa detik bagi dia untuk menyadari ada sesuatu yang salah. Ketika dia melihat saya terluka, dia segera menghentikan mobil dan berlari menghampiri saya. Wajahnya menjadi pucat, matanya gelisah, dan sambil mengambil tisu dari saku, dia mengusap darah di bibir saya sambil dengan suara gemetar berkata, “Maaf sekali, saya tidak tahu kamu ada di sana.” Dia benar-benar menyesal dan menunjukkan rasa penyesalan yang mendalam.

Saat itu, saya merasa sangat marah dan sedih. Luka saya cukup parah, dan sebenarnya ini adalah kecelakaan yang seharusnya dilaporkan sebagai kecelakaan kerja. Jika saya melaporkannya ke perusahaan, dia mungkin akan dimarahi oleh atasan atau mendapat sanksi. Namun, saya memahami bahwa ini bukanlah kesengajaan, melainkan akibat kurangnya komunikasi dan perhatian.

Setelah banyak berpikir, saya memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Saya tidak ingin membesarkan masalah ini dan tidak ingin rekan kerja saya kehilangan pekerjaan. Saya berharap dia belajar dari kejadian ini dan menjadi lebih berhati-hati di masa depan.

Luka di bibir saya cukup dalam, sehingga selama beberapa hari saya kesulitan makan dan berbicara. Setiap kali melihat cermin, saya merasa sedih melihat bekas lukanya. Namun, dengan dukungan istri dan teman-teman di tempat kerja, perasaan saya perlahan menjadi lebih baik.

Dari kejadian ini, saya belajar banyak hal penting. Pertama, keselamatan di tempat kerja sangatlah penting dan risiko sekecil apa pun tidak boleh diabaikan. Terutama saat bekerja, kita harus selalu berhati-hati. Kedua, pentingnya komunikasi. Jika rekan saya memberi tahu sebelumnya bahwa dia akan melakukan test drive, saya bisa menghindari area tersebut dan kecelakaan ini tidak akan terjadi. Terakhir, empati dan sikap saling peduli sangat penting dalam hubungan antar rekan kerja. Meskipun saya merasa marah dan sakit, saya melihat dia benar-benar menyesal dan berusaha memperbaiki situasi, sehingga saya bisa merasakan sisi kemanusiaannya. Dengan memaafkan, hubungan kami menjadi lebih kuat dan saling menghormati.

Bekas luka di bibir saya masih ada sampai sekarang. Meskipun kecil, itu menjadi pengingat bahwa keselamatan harus dijaga kapan pun dan di mana pun. Bekas itu juga merupakan bukti bahwa saya belajar untuk mengendalikan diri, memaafkan, dan menangani masalah dengan bijaksana.

Saat ini saya masih bekerja di perusahaan yang sama. Saya menjadi lebih waspada dan bertindak lebih hati-hati daripada sebelumnya. Saya juga lebih aktif berkomunikasi dengan rekan kerja untuk menghindari kesalahpahaman. Kejadian ini memang menyakitkan, tetapi telah membuat saya menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Saya percaya bahwa pengalaman baik maupun buruk bisa menjadi pelajaran berharga. Pengalaman ini memang salah satu kenangan tidak menyenangkan saya di Jepang, tetapi juga merupakan pelajaran yang sangat berarti dalam hidup dan karier saya.



Versi Bahasa Jepang

日本での嫌な経験

この経験は、私が日本にいる間に体験した中で、最も驚き、かつ不快だった出来事の一つです。この出来事は、身体的な痛みだけでなく、職場における安全意識、責任感、そしてコミュニケーションの重要性について、非常に大切な教訓を私に与えてくれました。

あの日、私は勤務先の会社の敷地内で屋外作業をしていました。その朝は天気が良く、いつも通り元気に一日を始めていました。作業道具を整理し、車両の点検をしていると、知らないうちに同僚の一人が会社の車でテストドライブをしていました。彼は砂利や小石が多くある広場でドリフトの技術を試していたのです。私はその行為が自分にとって危険になるとは思わず、また他の社員が作業している場所でそのような過激な運転をするとは想像もしていませんでした。

私は車の走行ルートのかなり近くに立っていました。彼は私に気づかず、高速で車を回転させた際に、小石があらゆる方向に飛び散りました。そのうちの一つがものすごい速さと力で私の唇に当たりました。私は驚き、激しい痛みを感じました。唇からは血が勢いよく流れ出し、ヒリヒリとした痛みと恐怖で頭が真っ白になりました。

すぐに私はその場を離れ、手を振って彼に車を止めるよう合図しました。彼が異変に気づくまで数秒かかりましたが、私の怪我に気づくとすぐに車を止め、駆け寄ってきました。彼の顔は青ざめ、目は動揺しており、ポケットからティッシュを取り出して私の唇の血を拭きながら、「本当にごめん、君がそこにいるなんて知らなかった」と震える声で謝りました。彼は本当に申し訳なさそうで、深く反省している様子でした。

その時、私は怒りと悲しみでいっぱいでした。怪我はかなりひどく、本来であればこれは労災として報告されるべき事故でした。もし会社に報告すれば、彼は上司から厳しく叱責されるか、処分を受ける可能性もありました。しかし、これは悪意によるものではなく、単に情報共有不足と注意不足によるものだと理解していました。

色々考えた末、私はこの問題を家族的な対応で解決することに決めました。問題を大きくしたくなかったのと、同僚が職を失うような事態にしたくなかったからです。私は彼が今回の件を教訓として、今後もっと注意深くなることを願っていました。

唇の傷は深く、数日間は食事や会話がとても不便でした。鏡を見るたびにその傷に悲しみを感じました。しかし、妻や職場の友人たちの支えがあり、気持ちは徐々に楽になりました。

この出来事から多くの大切なことを学びました。まず、職場の安全は非常に重要であり、どんなに小さなリスクでも無視してはいけないこと。特に作業中は常に注意を払う必要があることです。次に、コミュニケーションの大切さです。同僚がテストドライブを行うことを事前に伝えていれば、私はその場を避けられ、この事故は起きなかったでしょう。最後に、共感と思いやりの心が職場の人間関係において非常に大事だということです。私は怒りと痛みを感じながらも、彼が本当に反省し、状況を改善しようとしている姿を見て、人間的な一面を感じました。許すことで、私たちの関係は以前よりも強くなり、互いに尊重し合えるものになったと思います。

唇の傷跡は今でも残っています。小さいものですが、それは「安全はいつでもどこでも守られるべきだ」ということを思い出させる印となっています。また、自制、許し、そして賢明に問題を対処する力を学んだ証でもあります。

現在も同じ会社で働いていますが、以前よりも周囲に気を配り、慎重に行動するようになりました。また、同僚とのコミュニケーションもより積極的に行い、誤解が生じないよう心がけています。この出来事は痛みを伴いましたが、私をより成熟し、責任感のある人間へと成長させてくれました。

私は、良い経験も悪い経験も学びに変えることができると信じています。この経験は日本での嫌な思い出の一つではありますが、人生とキャリアにおいて非常に意味のある教訓を与えてくれた出来事でもあります。

Versi Romaji

Nihon de no iya na keiken

Kono keiken wa, watashi ga Nihon ni iru aida ni taiken shita naka de, mottomo odoroki, katsu fukai datta dekigoto no hitotsu desu. Kono dekigoto wa, shintai-teki na itami dake de naku, shokuba ni okeru anzen ishiki, sekinin-kan, soshite komyunikēshon no jūyōsei ni tsuite, hijō ni taisetsu na kyōkun o watashi ni ataete kuremashita.

Ano hi, watashi wa kinmujisaki no kaisha no shikichi-nai de okugai sagyō o shite imashita. Sono asa wa tenki ga yoku, itsumo dōri genki ni ichinichi o hajimete imashita. Sagyō dōgu o seiri shi, sharyō no tenken o shite iru to, shiranai uchi ni dōryō no hitori ga kaisha no kuruma de tesuto doraibu o shite imashita. Kare wa jyari ya kogane ga ōku aru hiroba de dorifuto no gijutsu o tameshite ita no desu. Watashi wa sono kōi ga jibun ni totte kiken ni naru to wa omoわzu, mata hoka no shain ga sagyō shite iru basho de sono yōna kageki na unten o suru to wa sōzō mo shite imasen deshita.

Watashi wa kuruma no sōkō rūto no kanari chikaku ni tatte imashita. Kare wa watashi ni kizukazu, kōsoku de kuruma o kaiten saseta sai ni, kogane ga arayuru hōkō ni tobidachimashita. Sono uchi no hitotsu ga monosugoi hayasa to chikara de watashi no kuchibiru ni atarimashita. Watashi wa odoroki, hageshii itami o kanjimashita. Kuchibiru kara wa chi ga ikioi yoku nagare dashi, hirihiri to shita itami to kyōfu de atama ga masshiro ni narimashita.

Sugu ni watashi wa sono ba o hanare, te o futte kare ni kuruma o tomeru yō aizu shimashita. Kare ga ihen ni kizuku made sūbyō kakarimashita ga, watashi no kega ni kizuku to sugu ni kuruma o tome, kakeyotte kimashita. Kare no kao wa aozame, me wa dōyō shite ori, poketto kara tisshu o toridashite watashi no kuchibiru no chi o fukinagara, “Hontō ni gomen, kimi ga soko ni iru nante shiranakatta” to furueru koe de ayamari mashita. Kare wa hontō ni mōshiwake nasō de, fukaku hansei shite iru yōsu deshita.

Sono toki, watashi wa ikari to kanashimi de ippai deshita. Kega wa kanari hidoku, honrai de areba kore wa rōsai toshite hōkoku sareru beki jiko deshita. Moshi kaisha ni hōkoku sureba, kare wa jōshi kara kibishiku shikkoku sareru ka, shobun o ukeru kanōsei mo arimashita. Shikashi, kore wa akui ni yoru mono de wa naku, tan ni jōhō kyōyū busoku to chūi busoku ni yoru mono da to rikai shite imashita.

Iroiro kangaeta sue, watashi wa kono mondai o kazoku-teki na taio de kaiketsu suru koto ni kimemashita. Mondai o ōkiku shitakunakatta no to, dōryō ga shoku o ushinau yō na jitai ni shitakunakatta kara desu. Watashi wa kare ga konkai no ken o kyōkun to shite, kongo motto chūi bukaku naru koto o negatte imashita.

Kuchibiru no kizu wa fukaku, sūjikan wa shokuji ya kaiwa ga totemo fuben deshita. Kagami o miru tabi ni sono kizu ni kanashimi o kanjimashita. Shikashi, tsuma ya shokuba no yūjin-tachi no sasae ga ari, kimochi wa jyojyo ni raku ni narimashita.

Kono dekigoto kara ōku no taisetsu na koto o manabimashita. Mazu, shokuba no anzen wa hijō ni jūyō de ari, donna ni chiisana risuku demo mushi shite wa ikenai koto. Tokuni sagyō-chū wa tsuneni chūi o harau hitsuyō ga aru koto desu. Tsugi ni, komyunikēshon no taisetsu-sa desu. Dōryō ga tesuto doraibu o okonau koto o jizen ni tsutaete ireba, watashi wa sono ba o sakeru koto ga deki, kono jiko wa okinakatta deshō. Saigo ni, kyōkan to omoiyari no kokoro ga shokuba no ningen kankei ni oite hijō ni daiji da to iu koto desu. Watashi wa ikari to itami o kanjinagara mo, kare ga hontō ni hansei shi, jōkyō o kaizen shiyou to shite iru sugata o mite, ningenteki na ichimen o kanjimashita. Yurusu koto de, watashitachi no kankei wa izen yori mo tsuyoku nari, tagai ni sonchō shiau mono ni natta to omoimasu.

Kuchibiru no kizuato wa ima demo nokotte imasu. Chiisai mono desu ga, sore wa “Anzen wa itsudemo dokodemo mamorareru beki da” to iu koto o omoidasaseru shirushi to natte imasu. Mata, jisei, yurushi, soshite kenmei ni mondai o taisho suru chikara o mananda akashi demo arimasu.

Genzai mo onaji kaisha de hataraite imasu ga, izen yori mo shūi ni ki o kubari, shinchō ni kōdō suru yō ni narimashita. Mata, dōryō to no komyunikēshon mo yori sekkyokuteki ni okonai, gokai ga shōjinai yō kokorogete imasu. Kono dekigoto wa itami o tomonai mashita ga, watashi o yori seijuku shi, sekininkan no aru ningen e to seichō sasete kuremashita.

Watashi wa, yoi keiken mo warui keiken mo manabi ni kaeru koto ga dekiru to shinjite imasu. Kono keiken wa Nihon de no iya na omoide no hitotsu de wa arimasu ga, jinsei to kyaria ni oite hijō ni imi no aru kyōkun o ataete kureta dekigoto demo arimasu.

 

Versi Bahasa Inggris

An Unpleasant Experience in Japan

This experience was one of the most surprising and unpleasant incidents I encountered while I was in Japan. It taught me valuable lessons not only about physical pain but also about the importance of safety awareness, responsibility, and communication in the workplace.

That day, I was working outdoors on the company premises. The weather was nice that morning, and I started my day as usual, full of energy. While organizing my tools and inspecting a vehicle, I noticed one of my colleagues was taking the company car for a test drive without my knowledge. He was trying out drifting techniques in a gravel-filled open area. I never imagined that such behavior could be dangerous to me or that someone would drive recklessly around where other employees were working.

I was standing quite close to the car’s path. Without noticing me, my colleague spun the car at high speed, causing gravel and small stones to scatter in all directions. One of these stones hit my lip with tremendous force and speed. I was shocked and felt intense pain. Blood started flowing rapidly from my lip, and the burning pain along with fear made my head go blank.

I immediately moved away and waved my hand to signal him to stop the car. It took him a few seconds to realize something was wrong, but once he saw my injury, he stopped the vehicle and rushed over to me. His face turned pale, and his eyes showed his distress. Trembling, he took tissues from his pocket and wiped the blood from my lip, apologizing in a shaky voice, “I’m really sorry. I didn’t know you were there.” He seemed genuinely remorseful and deeply regretful.

At that moment, I felt a mixture of anger and sadness. The injury was quite severe and, under normal circumstances, should have been reported as a work-related accident. If I reported it to the company, my colleague would likely face strict reprimands or disciplinary action from our superiors. However, I understood that this was not an act of malice but rather a result of poor communication and lack of attention.

After much thought, I decided to handle the issue in a family-like manner. I did not want to escalate the problem or cause my colleague to lose his job. I hoped he would take this incident as a lesson and be more cautious in the future.

The wound on my lip was deep, and for several days, eating and talking were very uncomfortable. Every time I looked in the mirror, I felt sadness seeing the injury. However, with the support of my wife and friends at work, I gradually felt better emotionally.

From this experience, I learned many important things. First, workplace safety is extremely important, and even the smallest risks must never be ignored. It is vital to always stay alert during work. Second, communication is crucial. If I had been informed beforehand that my colleague was going to do a test drive, I could have avoided the area and prevented the accident. Finally, empathy and compassion are essential in workplace relationships. Despite my anger and pain, seeing my colleague genuinely regretful and willing to make amends showed me his human side. By forgiving, our relationship became stronger, and we learned to respect each other more.

The scar on my lip remains to this day. It is small but serves as a reminder that safety must be protected at all times and places. It also symbolizes the lessons I learned about self-control, forgiveness, and the wisdom to handle problems maturely.

I still work at the same company, but now I am more aware of my surroundings and act more cautiously. I also communicate more proactively with my colleagues to avoid misunderstandings. Although this experience was painful, it helped me grow into a more mature and responsible person.

I believe that both good and bad experiences can be transformed into valuable lessons. This incident is one of my unpleasant memories in Japan, but it also gave me a meaningful lesson for my life and career.


Komentar

Tampilan Pengunjung

Bisikan dari Kegelapan

Contoh Presentasi Bahasa Jepang dalam Seminar

Pengalaman Pertama menjadi Penerjemah Bahasa Jepang