Teror Malam Memancing

Karya:
Nama : Hisyam
NIM   : 094231051

 Teror Malam Memancing 

Saat berusia 16 tahun, saya dan teman-teman sering pergi memancing di malam hari. Suatu malam, kami berempat memutuskan untuk memancing di tepi sungai. Tempat itu sangat sepi saat malam tiba, dan tidak banyak rumah di sekitarnya. Kami menikmati suasana sambil menunggu waktu berlalu, ditemani suara gemericik air dan angin malam yang berhembus pelan. 

Setelah beberapa jam memancing, kami berhasil mendapatkan cukup banyak ikan. Ketika melihat jam, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 3 lewat dini hari. Kami pun merasa puas dan memutuskan untuk pulang. 

Dalam perjalanan pulang, kami menyusuri jalan setapak di tepi sungai. Jalan itu dikelilingi pepohonan yang rindang, dan hanya cahaya bulan yang menerangi langkah kami. Tiba-tiba, dari sudut mata saya, saya melihat sesuatu yang bergerak. 

Secara spontan saya berhenti dan menatap ke arah tersebut. Ternyata, di kejauhan, pada sebuah rumah tua yang tampak tak berpenghuni, ada sosok seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok itu menatap ke arah kami dengan tajam. Saya segera memanggil teman-teman, dan mereka pun melihat hal yang sama. “Itu apa?” bisik salah satu dari kami. “Itu... bukan manusia…” jawab yang lain dengan suara gemetar. Ketegangan terasa menyelimuti kami. Sosok itu sangat besar, jauh dari ukuran manusia pada umumnya. 

Kami ingin segera pergi dari tempat itu, tetapi tubuh kami seakan membeku—kaki kami gemetar, sulit untuk bergerak. Tanpa diduga, sosok tersebut mulai berlari di atas atap menuju arah kami. Ketika kami mulai tersadar dan hendak melarikan diri, sosok itu tiba-tiba melompat dari tepi atap. Kami spontan berteriak dan terpaku di tempat. Anehnya, sebelum sosok itu menyentuh tanah, ia menghilang dari pandangan. Sejak malam itu, kami tidak pernah kembali ke tempat itu lagi. Hingga kini, saya masih tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Siapa sebenarnya sosok itu? Pertanyaan itu terus menghantui pikiran saya sampai hari ini

Versi Bahasa Jepang

夜釣りの恐怖

16歳のとき、私はよく友達と夜釣りに出かけていました。ある晩、私たち4人は川のほとりで釣りをすることに決めました。その場所は夜になるととても静かで、周囲にもほとんど家がありませんでした。水のせせらぎや夜風の音を聞きながら、私たちはゆったりとした時間を過ごしていました。

数時間釣りをした後、かなりの数の魚が釣れました。時計を見ると、すでに午前3時を過ぎていました。私たちは満足して帰ることにしました。

帰り道、川沿いの細い道を歩いていきました。道の両側には木々が生い茂り、私たちの足元を照らしていたのは月明かりだけでした。

そのとき、不意に視界の端で何かが動いたのを感じました。私は思わず立ち止まり、その方向をじっと見ました。すると、遠くにある古びた空き家の屋根の上に、誰かが立っているのが見えました。その人影はじっとこちらを見つめていました。私はすぐに友達を呼び、彼らもそれを目撃しました。

「…あれ、何?」と誰かがささやきました。
「…人間じゃない…」と、別の友達が震える声で答えました。

恐怖が私たちを包み込みました。その影はとても大きく、人間のサイズとは思えませんでした。すぐにでも逃げ出したかったのですが、体が動かず、足は震えていました。

突然、その影が屋根の上をこちらに向かって走り出しました。私たちはようやく正気を取り戻し、逃げ出そうとしたその瞬間、影は屋根の端から飛び降りました。私たちは叫び声を上げ、その場に立ち尽くしました。ところが、地面に着く前にその影は跡形もなく消えてしまったのです。

あの夜以来、私たちは二度とあの場所には近づいていません。今でも、あの出来事が忘れられません。
あの影は一体、何だったのか――。その疑問は、今でも私の心に深く残っています。

Versi Romaji 

Yozuri no Kyōfu

16-sai no toki, watashi wa yoku tomodachi to yozuri ni dekakete imashita. Aru ban, watashitachi yonin wa kawa no hotori de tsuri o suru koto ni kimemashita. Sono basho wa yoru ni naru to totemo shizuka de, shūi ni mo hotondo ie ga arimasen deshita. Mizu no seseragi ya yofū no oto o kiki nagara, watashitachi wa yuttari to shita jikan o sugoshite imashita.

Sū-jikan tsuri o shita ato, kanari no kazu no sakana ga tsuremashita. Tokei o miru to, sude ni gozen 3-ji o sugite imashita. Watashitachi wa manzoku shite kaeru koto ni shimashita.

Kaerimichi, kawa-zoi no hosoi michi o aruite ikimashita. Michi no ryōgawa ni wa ki ga shigemi, ashimoto o terashite ita no wa tsukiakari dake deshita.

Sono toki, fui ni shikai no hashi de nanika ga ugoita no o kanjimashita. Watashi wa omowazu tachidomari, sono hōkō o jitto mimashita. Suruto, tōku ni aru furubita akiya no yane no ue ni, dareka ga tatte iru no ga miemashita. Sono hito-kage wa jitto kochira o mitsumete imashita. Watashi wa sugu ni tomodachi o yobi, karera mo sore o mokugeki shimashita.

"...Are, nani?" to dareka ga sasayakimashita.
"...Ningen janai…" to, betsu no tomodachi ga furueru koe de kotaemashita.

Kyōfu ga watashitachi o tsutsumikomi mashita. Sono kage wa totemo ōkiku, ningen no saizu to wa omoemasen deshita. Sugu ni demo nigedashitakatta no desu ga, karada ga ugokazu, ashi wa furue tsudzukete imashita.

Totsuzen, sono kage ga yane no ue o kochira ni mukatte hashiri dashimashita. Watashitachi wa yōyaku seishin o torimodoshi, nigedasou to shita sono toki, kage wa yane no hashi kara tobi orimashita. Watashitachi wa sakebigoe o age, sono ba ni tachitsukushimashita. Tokoroga, jimen ni tsuku mae ni sono kage wa ato-kata mo naku kiete shimatta no desu.

Ano yoru irai, watashitachi wa futatabi ano basho ni chikadzuku koto wa arimasen. Ima demo, ano dekigoto ga waserarenai no desu.
Ano kage wa ittai, nan datta no ka—. Sono gimon wa, ima demo watashi no kokoro ni fukaku nokotte imasu.

 Versi Bahasa Inggris

Night Fishing Terror

When I was 16 years old, I often went night fishing with my friends. One night, the four of us decided to fish by the riverside. The place was very quiet at night, and there weren’t many houses nearby. We enjoyed the atmosphere as time passed, accompanied by the sound of flowing water and the gentle night breeze.

After a few hours of fishing, we had caught quite a lot of fish. When we checked the time, it was already past 3 a.m. Feeling satisfied, we decided to go home.

On the way back, we walked along a narrow path by the river. The path was surrounded by thick trees, and only the moonlight lit our way.

Suddenly, out of the corner of my eye, I saw something move. I stopped instinctively and looked in that direction. There, in the distance, on the roof of an old, seemingly abandoned house, stood a figure. The figure was staring directly at us. I quickly called my friends, and they saw it too.

“What is that?” one of us whispered.
“That’s... not a human…” another replied, trembling.

A sense of dread fell over us. The figure was enormous, far larger than any normal human. We wanted to run, but our bodies froze—our legs were shaking and we couldn’t move.

Without warning, the figure began to run along the rooftop toward us. As we regained our senses and prepared to flee, it suddenly leapt from the edge of the roof. We screamed and froze in place. Strangely, before it reached the ground, it vanished.

Since that night, we’ve never gone back to that place. Even now, I can’t forget what happened.
Who—or what—was that figure? That question still haunts me to this day.

Komentar

Tampilan Pengunjung

Bisikan dari Kegelapan

Contoh Presentasi Bahasa Jepang dalam Seminar

Pengalaman Pertama menjadi Penerjemah Bahasa Jepang